A Special Postcard from Depok: Kenapa Saya Menulis Blog
3:53 PM
Walaupun blog ini masih terbilang
baru, sebetulnya saya sudah mulai menulis blog di saat masih bersekolah di
Insan Cendekia dengan "Iteung and Vanilla" sebagai blog
pertama saya. Saat itu saya banyak terinspirasi oleh Diana Rikasari dan Evita Nuh; dua fashion bloggers
kenamaan Indonesia yang pertama kali saya tahu lewat majalah Gogirl! pinjaman
dari teman saya, Muthi. Karena merasa terilhami, maka
sebagai remaja yang ingin menyalurkan kreativitas dan kebebasan berekspresi
lewat cara berpakaian islami yang lebih stylish, akhirnya dibuatlah
blog tsb. Didukung dengan keberadaan kamera DSLR Nikon D3100 yang saya punya
dan kesediaan beberapa teman satu asrama yang mau menjadi model photoshoot
saya, lahirlah sebuah fashion blog yang pada masanya sangat saya
bangga-banggakan.
Di masa-masa itu, saya menulis blog
bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memamerkan karya-karya saya
bak seorang seniman yang sedang menggelar eksibisi. Saya cukup terbilang
idealis dengan menjaga content blognya supaya tidak diary-ish.
Tapi lama-kelamaan, saya merasa ternyata menulis blog supaya dibaca orang dan
dibilang bagus serta dihargai itu malah membuat saya jadi tidak produktif untuk
menulis. Saya jadi terbelenggu banyak aturan yang saya buat-buat sendiri. Toh
ternyata, hampir semua blog yang saya follow juga kebanyakannya
menceritakan kisah sehari-hari mereka dan pengalaman-pengalaman pribadi. Kalau
saya saja enjoy membaca blog mereka yang diary-ish, lalu
kenapa saya mesti keukeuh untuk tidak membiarkan diri saya menceritakan sisi
personal saya juga? Barangkali akan ada banyak orang yang malah terinspirasi
dengan cerita yang saya tulis padahal tujuan awalnya hanya sebagai memori
penyimpanan momen dan hikmah-hikmah berharga saja. Maka sejak saat itulah blog
ini lahir dan ternyata betul, saya merasakan kebahagiaan menulis yang lebih enjoy
sekarang.
Ada satu tulisan dari Evita Nuh
tentang blogging yang ngena buat
saya; "What comes from heart will attract people." I
felt I was like slapped right on my face. Dari tulisannya itu, intinya kita diajak untuk jujur
terhadap diri sendiri. Tentang bagaimana menyajikan tulisan untuk
dipersembahkan sebaik-baiknya kepada kita sendiri sebagai pembaca pertamanya.
Wah, saya jadi mikir tentang those
times I let them go without freezing any moments to post on my blog. Huh. Ada lagi satu quote tentang kepenulisan
yang cukup eyes-opening; "If you write because you want people read your writings, then you
are not a writer. Write because you feel it is needed for you to write. Write
because you just want to write." As
the sum up, let me say in short; "Write for yourself. Not for other
people's expectations."
Ternyata setelah menulis di blog ini
tanpa terlalu mempedulikan siapa yang akan membaca, malah banyak sekali
apresiasi yang datang kepada saya tanpa disangka-sangka. Secara statistik, viewers
blog ini sudah mencapai 26300-an per hari ini, padahal umur blog ini masih
seumur jagung dibandingkan umur blog lama saya yang sudah lima tahunan tapi viewers-nya
masih 21000-an. Banyak juga teman yang bilang bahwa mereka menantikan
kelanjutan #UmairNidaNikah yang ke-7, sampai ada satu teman saya yang bosan
ditanya terus oleh teman-teman kampusnya tentang bagaimana kisah saya dan Umair
bisa berlanjut sampai tahap pernikahan. Haha. Guru wali asrama saya di
Insan Cendekia, Bu Novi, bahkan membacakan beberapa tulisan
blog saya kepada anak-anak kelas XI, untuk dijadikan cerita hikmah katanya. Dan
yang paling mengharukan adalah postcard dari Depok yang saya terima
tanggal 11 April kemarin. Sebuah postcard yang datang dari pembaca blog
saya yang bernama Jasmine dan mengaku terinspirasi sehabis membaca tulisan saya
berjudul "Meracau Soal Jodoh". Ah... Terharu
sekali rasanya ketika pertama kali memegang postcard ini. Postcard
adalah salah satu source of happiness saya nomor wahid, maka membayangkan Jasmine menaruh effort untuk mencari selembar postcard
ke sebuah tempat, membelinya, pergi ke kantor pos untuk mengirimkan postcard ini
untuk saya serta mengeluarkan rupiah untuk biaya perangkonya, telah sukses membuat
saya merasa terapresiasi luar biasa. Beneran seneng dan terharu banget
:")
Dear, Jasmine... Saya akan senang banget kalau saya bisa
balas postcard dari kamu ini. Tapi sayangnya, sepertinya kamu lupa tulis
alamat lengkap rumah kamu nih, hihi. Semoga kamu baca postingan saya
ini, ya! Hubungi e-mail saya di khansanazihah@gmail.com untuk kasih saya
alamat lengkap rumah kamu dan nomor telepon yang bisa dihubungi supaya postcard-nya
nanti nggak nyasar, hehehe. Terimakasih dan salam kenal untuk kamu,
Jasmine! Love from Beppu <3
PS: Untuk siapa pun yang ingin kirim-kiriman postcard
sama saya, ditunggu ya! Jangan lupa tuliskan alamat lengkap dan nomor ponsel pribadi (khususnya untuk yang mengirim dari Indonesia). InsyaaaAllah saya selalu balas postcard
kirimannya ^^
2 komentar
"...sampai ada satu teman saya yang bosan ditanya terus oleh teman-teman kampusnya tentang bagaimana kisah saya dan Umair bisa berlanjut sampai tahap pernikahan."
ReplyDeleteAku ngalamin sih ini hahaha. Btw cara mulai blog kita sama, terinspirasi dr blog yang dilihat dari majalah, trus mau jadi fashion blogger, trus baca postingan blogger kece bahwa ternyata nulis itu sebaiknya dari hati, trus sadar.
We just need to write everything. Nggak perlu dibatasi pada topik tertentu aja. Keep writing Nda, seneng baca tulisan2nya. Aku lagi mandeg nih :(
#UmairNidaNikah ke-7 mandeg nih hihi entah kapan bisa aku rampungin.
DeleteSemangat terus ya, Wardah untuk nulis! Aku juga suka banget baca update-an acara-acara fashion di blog kamu <3
Postcard yang dulu dijanjikan akan segera dikirim insyaaaAllah ^^