Milad Umainah
1:37 AM
Ada banyak orang yang aku temui selama perjalanan. Kesemuanya jelaslah tidak sama. Kesemuanya memberi kesan dan lebih dari sekadar lambang sebuah ingatan, orang-orang yang aku temui selama berperjalanan adalah pelajaran dan pemberi pesan. Tidak terkecuali kamu, Umainah.
Kamu yang berpola pikir sederhana dan tidak rumit, mengimbangi cara bernalarku yang terkadang aku buat-buat sendiri menjadi njelimet dan ribet. Kamu adalah salah satu hikmah yang membuat aku tidak pernah menyesali keputusanku untuk cuti satu semester lamanya dan pulang ke rumah di tanah tercinta kita, Indonesia. Kamu adalah pembuka perjalananku ke Sampang, Pamekasan, Bangkalan, dan Sumenep di pulau Madura sana: tempatmu tumbuh besar dengan segala pelajaran dan pengalaman yang membentuk kamu menjadi kamu di hari ini.
Sekarang sudah pukul satu dini hari di tanggal 10 Juli, May. Tapi di tempatmu sana, masih terhitung jam 11-an malam tanggal 9 Juli 2015. Jangan heran jika aku baru menyempatkan mengingat ulang tahunmu di detik-detik akhir seperti ini, karena inilah kebiasaanku yang teman-temanku sudah pada tahu, yaitu menjadi pengucap selamat yang terakhir ketimbang menspesialkan diri jadi pengucap selamat yang pertama.
Tapi barangkali, kita yang sudah sama-sama mafhum bahwasanya ucapan dan segelintir kebiasaan untuk memperingati hari lahir adalah hal yang jadi tidak penting ketimbang doa yang tulus dari seorang teman yang sudah seperti saudara ini, membuatmu tidak memusingkan apakah aku mengucapkan "Happy Birthday" atau tidak, apakah aku menulis doa-doa baik di laman profil Facebook-mu atau tidak, atau ucapan "Met Milad yha qaqa..." yang aku sengaja kirim di messenger. Karena aku percaya, bahwa kamu tidak lebih mementingkan itu semua dari hal yang paling esensi dari hari lahirmu ini, yakni rasa syukur tak hingga dan doa yang secara diam-diam dipanjatkan lalu diamini oleh malaikat-Nya.
Umainah, kamu adalah muslimah berharga. Kamu adalah sebuah ketenangan yang sekaligus berbalutkan juga kekuatan. Kamu juga kelembutan yang berkontradiksi secara harmonis dengan ketangguhan sosok muslimah yang kamu salurkan lewat hobi boxing kamu. Kamu mengingatkan aku tentang kepasrahan pada rencana Tuhan. Hidupmu yang kamu bawa santai saja sebagaimana ia mengalir, membuat aku belajar bahwa ada manusia di dunia ini yang punya target, tapi tidak perlu berambisi. Mengenal kamu adalah anugerah tersendiri buatku. Dan semoga kamu pun memiliki rasa syukur yang sama telah mengenal aku sebagai saudaramu.
Tidak ada yang lebih romantis dari selembar tulisan tentang kamu sebagai kado di hari lahirmu kan, May? Beruntunglah kamu yang telah merampungkan 30 juz hafalan Al-qur'an di usiamu sekarang. Doakan aku juga bisa menyusulmu menjadi Hafidzah sebelum jasad ini dikebumikan. Salam kangen dari Beppu sini, May. Barakallahu fiy 'umrik...
Beppu, 10 July 2015, 1.38 JST/
9 July 2015, 23.38 WIB
0 komentar